Highlight Kegiatan KMKI Karlsruhe

Renungan Bulan Mei 2021 | “Let all that you do be done in love.”

πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“

Hallo -hallo semuanya,


apa kabar? 
Tidak terasa sudah bulan Mei saja. Untuk renungan bulanan kali ini, saya ingin berbagi satu ayat dari Kitab 1 Korintus 16:14 , " Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!".

Jadi sampai saat ini kita semua masih bergelut dengan Pandemi Corona. Masih banyak ketidak-tentuan, mencari kerja susah. Tapi justru disaat-saat seperti ini kita tidak boleh lupa, bahwa apapun yang kita lakukan sekarang, apapun yang kita sibukan sekarang, biarlah itu kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh kasih. Kita tidak boleh lupa bahwa, kita tidak sendiri di masa yang susah ini. Jadi kita tidak boleh putus asa.

Pada masa-masa seperti ini juga yang sangat penting untuk kita semua mengambil waktu untuk introspeksi. Apakah hal-hal yang kita lakukan saat ini benar sesuatu yang kita mau (benar pilihan kita sendiri) atau ini adalah hal-hal yang kita seharusnya lakukan (karena dorongan dari luar / dipilihkan oleh pihak eksternal)?

Kenapa hal ini penting untuk dipertanyakan? Karena jikalau kita melakukan, apa yang benar kita mau dan itu memang jalan pilihan kita sendiri, biasanya itu juga jalan yang Tuhan inginkan untuk kita. Dan kedepannya akan lebih mudah untuk kita melakukan segala sesuatunya dengan penuh kasih dan sesungguh hati.

Jadi ini pandangan pribadi saya yang ingin saya share ke teman-teman.
Mungkin dari kalian juga mempunyai interpretasi yang berbeda mengenai ayat ini? Tentunya boleh saja mempunyai pandangan yang berbeda (karena kita juga melihat dari mata yang berbeda). Dan ini juga hanya sekedar inisiatif untuk membuka diskusi atau percakapan antar kita dan juga dengan diri kita sendiri :)


Salam Sejahtera,

Patricia Djami
Koordinator KMKI Karlsrruhe

πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“πŸ’“
Learn more »

Renungan Bulan April 2021


KAPERNAUM ATAU SALIB?


Baca: LUKAS 4:31-44

Tetapi Ia berkata kepada mereka, “Di kota-kota lain juga Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah Aku diutus.” (Lukas 4:43)


Bacaan Alkitab Setahun:
1 Samuel 1-3



Kapernaum, sepertinya kota yang nyaman. Di kota itu Yesus mengajar di rumah-rumah ibadat dan orang-orang takjub mendengar-Nya. Orang-orang sakit yang datang kepada-Nya disembuhkan-Nya. Yesus mengusir roh-roh jahat yang menguasai beberapa orang. Semua orang memuji-Nya, mereka menyukai-Nya, dan berusaha menahan Yesus untuk lebih lama tinggal di sana. Tetapi Yesus menolaknya dengan berkata: “Di kota-kota lain juga Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah Aku diutus.”

Kota Kapernaum mungkin tempat yang menjanjikan dan nyaman bagi pelayanan Yesus, tetapi Yesus tahu tujuan hidup-Nya. Ia diutus bukan hanya untuk memberitakan keselamatan bagi segelintir orang, tetapi bagi semua orang berdosa. Bukankah kita bersyukur dengan keputusan yang dibuat Yesus? Yesus lebih memilih untuk menderita dan menuju Salib daripada hidup dalam kenyamanan. Yesus tahu apa prioritas hidup yang harus ditempuh-Nya.

Kita kerap tergoda dengan tawaran-tawaran yang tampaknya baik dan menguntungkan keinginan daging kita tanpa menyadari bahwa “kebaikan” itu sedang mengalihkan fokus kita dari panggilan Tuhan. Ada begitu banyak hal baik tapi tidak berarti semuanya dikehendaki Tuhan. Sebaliknya apa yang tampak buruk itu bisa jadi adalah kehendak Tuhan yang harus kita lewati. Ya, banyak orang menghindari Salib dan lebih suka tinggal di “Kapernaum”. Belajar dari Yesus, apakah kita berani meninggalkan “Kapernaum” dan memilih jalan Salib demi memenuhi panggilan Tuhan dalam hidup kita?

—SYS/www.renunganharian.net


KETIKA KITA FOKUS PADA PANGGILAN TUHAN, TAWARAN SEBAIK APA PUN
TIDAK AKAN MENGHENTIKAN TUJUAN HIDUP KITA


Sumber : https://www.renunganharian.net/2021/142-april/3621-kapernaum-atau-salib.html
Diterbitkan hari Kamis, 01 April 2021 00:00
Ditulis oleh Samuel Yudi Susanto
Learn more »

Renungan Bulan Maret 2021| TIPS Sukses Klausur! | Progress Over Perfection


Hallo KMKIs,


nggak terasa udah bulan Maret aja nih! Musim semi akan segera datang, suhu cuaca juga akan semakin bertambah hangat, matahari bersinar semakin lama daaaannnn semakin dekat juga musim klausur 

Biasanya renungan diambil dari saran external, tapi kali ini saya merasa lebih cocok temanya kalau kita membahas soal KLAUSURVORBEREITUNG.

Belajar dari subuh sampai subuh lagi tanpa Pause, no Facebook, no Insta, kalau bisa pokoknya belajar terus sampai hari H, WA di-silent, pokoknya nggak bisa diganggu deh  Sounds familiar? Jujur, itu kebiasaan saya pribadi di tiap musim klausur beberapa waktu yang lalu. Ujung-ujungnya? kurang tidur, burnt out, dll.

Terus suatu saya merasa heran, masa nggak ada sih cara belajar yang lebih optimal? Cara lulus klausur yang lebih mantep? Setelah diperhatikan, ternyata memang saya tipe prokrastinator. Suka menunda-nunda hingga detik terakhir dan panik saat deadline sudah dekat. Logisnya ya, harusnya saya belajar lebih awal. Tapiiii yaaa, masa sih? rajin amat... Setelah dipikir-pikir lagi, mungkin definisi saya belajar kurang tepat. Saya merasa belajar itu ya harus 100% konsen dan tanpa gangguan hp, sosmed, dll, which is a very perfectionist way of looking at how to study. Belajar yang seperti itu mah kurang menarik, nggak fun! Sedangkan kalau saya mendefinisikan belajar sebagai sesuatu yang menyenangkan dan bisa dinikmati, mungkin saya justru tidak perlu memaksakan diri untuk belajar dan bahkan akan lebih bisa memahami bahan-bahan pelajaran dengan lebih baik 

Jadi apa aja nih tips-nya untuk belajar?

  1. Tidak perlu muluk-muluk! Memulai sesuatu memang sulit, jadi daripada kita set waktu untuk belajar 4 jam, set saja dulu waktu untuk belajar hanya 25 menit, lalu istirahat 10 menit. Selamat 25 menit itu, juga tidak perlu harus yang super produktif. Jadi contohnya belajar 25 menit. Selama 25 menit, kita coba pahami satu paragraf / satu halaman saja. SO, START SMALL! Sesudah itu bisa ditambahi waktu belajarnya jadi 30 / 40 menit dan seterusnya.
  2. Make an outline: Point - point dan tema apa saja yang akan muncul diklausur nanti? Apa hubungannya antara tema-tema tersebut? Kalau kalian bisa mengambil general idea dari vorlesung tersebut, itu akan sangat membantu untuk memahami tema-tema klausur secara keseluruhan. Dari outline tersebut, kalian juga bisa membuat estimasi waktu yang diperlukan untuk belajar  
  3. Kalau misalnya kalian bingung mau belajar bagaimana, nggak ada Altklausur, cara belajar yang biasanya saya lakukan adalah membuat rangkuman. Bisa tulis tangan, bisa diketik. Tujuannya adalah untuk membaca semua bahan-bahan yang relevan untuk Klausur dan untuk mengecek apa benar sudah paham dengan tema tersebut.
  4. Cari teman belajar kelompok (sangat membantu jika kalian punya mΓΌndliche PrΓΌfung). Kalau misalnya kalian malu, karena kalian belum paham dan merasa jadi the stupidest in the group, it's okay, we are all here to study and learn, because we don't know things. Karena ada juga teman kolega kuliah kalian yang suka menjelas dan menerangkan, meskipung mungkin kesannya (maaf) agak arogan, but hey, you got yourself a private tutor. Diskusi kelompok, mencocokan cara berhitung bersama, juga kesempatan bagus untuk mengenali kesalahan kalian lebih awal. Lebih baik salah saat latihan, daripada salah saat klausur.
  5. Plan your energy. Heh? maksud? Jadi gini, kalian tipe yang bangun pagi, dan fit di saat subuh, itu artinya energi kalian saat subuh sedang tinggi dan belajar itu mayan memakan energi, jadi akan lebih optimal kalau kalian belajar di pagi hari. Begitu juga sebaliknya dengan night owls. Terus, gimana kalau misalnya sedang low energy. Well, that means it's time to recharge! Misalnya tidur siang, Stretching, spazieren 5 menit, bisa juga nonton Netflix 30 menit (tapi ya beneran hanya 30 menit dan tidak lebih!)
  6. THE ONE-PAGER: Membuat rangkuman di satu lembar kertas / satu halaman. Hanya satu halaman. Jadi tujuan dari rangkuman pendek ini adalah kertas contekan yang bisa kalian baca cepat sebelum tidur atau bahkan 30 menit sebelum klausur. Misalnya ada rumus yang ribet banget atau hapalan yang sulit masuk di kepala.
  7. PAUSE! Hello,,, we are all humans and not a robot, so plan your breaks as well. Tidur yang cukup, makan yang cukup, do your hobbies. Don't cancel out all of your hobbies and sport activities or friend calls, just because you have to study all the time. Belajar adalah sesuatu yang enjoyable dan bukannya sesuatu yang menyiksa, jadi lebih baik jika kalian tetap menyisihkan waktu untuk hiburan. Tapi jangan sampai keterusan! Ingat bahwa tujuan istirahat ini adalah untuk me-recharge energi kalian, agar kalian bisa belajar dengan baik :)
  8. Tapi, tapi ,tapi....  klausur udah tinggal 2 minggu lagi!! Ok, don't panic:
    1. Pertama bikin outline, cek semua bahan yang harus dibaca. 
    2. Baca semua (dari awal hingga akhir) bahan lalu rangkum dan tandai bagian yang kalian kurang paham.
    3. (Jika ada) kerjakan satu Altklausur, sambil menyontek dari catatan kalian. 
    4. Buat rangkuman dari semua soal yang salah jawabannya dan cari jawabannya dari Vorlesungsfolien atau catatan kalian dan tandai bagian tersebut.
    5. Baca lagi bagian yang kalian kurang paham
    6. Repeat step 3 - 5 dan jangan lupa berdoa :)
  9. Reward yourself! Tepuk tangan dulu dong  Kalian semua adalah para mahasiswa asing yang sangat berambisius dan berani untuk mengambil tantangan untuk menuntut ilmu di Jerman! Dari berbagai kesulitan yang kalian hadapi, semua itu ada buahnya. Tidak hanya di segi bahasa dan pengetahuan, tapi juga dari etik bekerja, keterbukaan untuk kultur baru, empati, self-care dan hidup mandiri (jauh dari kelonan bapak dan ibu) 
Lalu, apa hubungannya ini semua dengan kerohanian? Well my friend, karena di Alkitab sendiri ada Ayat tentang menunda pekerjaan (prokrastinasi) dan biasanya perfection itu salah satu alasan dari prokrastinasi.

"Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring, maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata", Amsal 24: 33 - 34

"Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari - hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.", Efesus 5: 15 - 17

Jadi, kesimpulannya adalah baik jika kita tidak menunda-nunda pekerjaan. Mungkin waktu sudah mepet, tapi coba saja dulu! Tuhan selalu memberkati umatnya yang bekerja keras. Yah, memang tidak sempurna, tapi yang penting adalah untuk menunaikan tugas kita sebagai pelajar. Jika kita sudah memulai sesuatu, progres dimulai. Karena biasanya setelah kita memulai sesuatu, kita baru mulai bisa melihat yang salah dan kurang baik. Dari situ kita bisa belajar dan memperbaiki kesalahan tersebut (improvement)  

And one more last quote: "ORA ET LABORA" 


p.s. :
[Youtube] "Progress Over Perfection": https://youtu.be/I33yW5C7ikA
Learn more »

Renungan Bulan Febuari 2021


LEBIH BAIK DIKASIHI



Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas. 
(Amsal 22:1)



Beberapa kali mencari bengkel ban, saya kemudian mencoba sebuah bengkel lama yang kurang menarik dan lokasinya sempit terjepit di antara lalu lintas yang padat. Tengah menunggu perbaikan, seorang pria tua turun dari motor menghampiri istrinya dengan berjalan tertatih. Sebagian karyawan menghentikan kerjanya dan menolong suami istri itu naik mobil minibus usang. Tampak sekali pria tua yang ternyata pemilik bengkel itu dikasihi oleh seluruh karyawannya.

Percakapan dengan kasir memberi saya kesimpulan bahwa pemilik mempertahankan bengkelnya demi memberi pekerjaan dan penghidupan kepada para karyawannya. Pantas, segenap karyawan memberi pelayanan terbaik tanpa perlu diawasi.

Hikmat kitab Amsal mengajarkan bahwa ada dua hal yang lebih penting dibanding harta dan kekayaan. Pertama, nama baik dan yang kedua, dikasihi orang. Reputasi bisa terbangun dengan baik bila kita melakukan kebaikan secara konsisten dengan tulus. Sedangkan kita memperoleh kasih bila kita telah menanam benih cinta kepada orang lain dalam jangka waktu yang panjang. Harta dan kekayaan mungkin memberi kita kenikmatan sementara, namun sekaligus godaan lebih besar untuk berdosa. Sebaliknya, membangun reputasi mendatangkan rasa hormat. Dikasihi orang membuat kita berbahagia.

Menjalani hidup yang singkat ini, kita dituntut untuk bijak memilih. Salah memilih mendatangkan kesengsaraan. Bijak memilih menghadirkan sukacita dan perkenanan Tuhan. Semoga kita berhasil memetik pilihan yang tepat.


KEHORMATAN DAN KASIH SAYANG
ADALAH HARTA YANG JAUH LEBIH BERHARGA
DARIPADA KEKAYAAN MATERI YANG FANA


sumber: https://www.renunganharian.net/2021/140-februari/3560-lebih-baik-dikasihi.html

Learn more »

Renungan Bulan Januari 2021


HIDUP TERUS BERJALAN




Baca: 2 Samuel 12:1-25

“Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku." (2 Samuel 12:23)


Bacaan Alkitab Setahun: 
Wahyu 21-22



Setelah Nabi Natan menegurnya atas dosa perzinahannya dengan Batsyeba, Daud mengakui dosanya dan bertobat. Tetapi ia masih harus menanggung akibatnya. Anak yang dilahirkan Batsyeba itu sakit. Lalu Daud berdoa, berpuasa dan semalaman berbaring di tanah memohonkan kesembuhan anaknya. Para penasihatnya berusaha menghibur dan mengajaknya makan, tetapi ia menolaknya. Sepertinya, ia sedang menghukum diri, berkabung, menangis serta memohon ampun dari Tuhan. Hal itu berlangsung selama enam hari. Lalu pada hari ketujuh, anak itu mati. Para pegawainya takut memberitahu kabar itu kepada sang raja. Pikir mereka, Daud bisa mencelakakan dirinya. 

Namun ketika Daud mengetahui anaknya telah mati, ia melakukan tindakan yang membuat orang-orang heran. Ia bangun dari lantai, mandi, berurap, berganti pakaian, beribadah ke rumah Tuhan, pulang, dan makan. Alasannya ialah, “Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi?” (ay. 22-23). 

Daud telah melakukan berbagai upaya untuk kesembuhan anaknya. Namun ketika kenyataan berbeda dari harapan, ia tidak larut dalam duka. Ia bangkit, menghibur istrinya, dan melanjutkan hidupnya dalam Tuhan. Memang, ada hal-hal di luar kendali kita. Jika demikian halnya, berserahlah pada Tuhan dan jalanilah hidup kita. Ini merupakan langkah iman yang dapat kita tempuh.


BELAJAR RELA, BERSERAH DAN MELANJUTKAN HIDUP BERSAMA DIA,
KETIKA JALAN HIDUP BERBEDA DENGAN APA YANG KITA HARAPKAN 


sumber: renunganharian.net

Learn more »

Renungan Bulan Desember 2020

“Penantian Dalam Pengharapan” 




Bacaan: Yes 63:16b-17,64:1. 3b-8; 1Kor.1 :3-9; Mrk.13: 33 – 37. (Thn.B)

 Bangsa Israel dalam segala kesulitan dan penderitaan mau setia kepada Allah, sebab mereka percaya dan mengharapkan bahwa Allah sendiri akan datang untuk membebaskan mereka dari kesusahan; dan karena itu mereka selalu memupuk harapan itu. Mereka sadar bahwa mereka dihukum karena dosa mereka, dan mengharapkan pengampunan. Dengan penuh semangat mereka berdoa agar Allah membuka surga-Nya dan mau datang menyelamatkan mereka. Merekapun sangat yakin bahwa Allah akan memberikan kasih karunia kepada mereka. Dan Allah itu setia; dan di dalam Dia kita menjadi kaya dalam segala hal, dalam segala perkataan dan pengetahuan sebagaimana yang diungkapkan Paulus kepada jemaat di Korintus. Yesus menjelang akhir hidup-Nya mengajak para murid-Nya agar dengan penuh harapan mereka menantikan kedatangan Allah. Sikap yang dituntut Yesus dalam menantikan kedatangan Allah bukan secara pasif, bukan dengan tidak berbuat apa-apa, bukan dengan sikap acuh tak acuh, tidak peduli dan masa bodoh. Yesus minta agar menantikan kedatangan Allah dengan berjaga, harus waspada dan siap sedia untuk menyambut datang-Nya kapanpun dan dalam situasi apa saja, Ia akan selalu datang. Kedatangan-Nya dinantikan dalam pengharapan, dengan berjaga dan waspada. Itulah adven orang beriman, adven kita. Yesus itu sudah, sedang dan akan datang. Ia datang dalam hati, dalam keluarga, dalam kehidupan bersama kita, dalam Gereja. Ia datang dalam setiap peristiwa dan pengalaman hidup kita setiap hari, dalam setiap kali kita berbuat baik, juga ketika merayakan kehadiran-Nya dalam sakramen-sakramen, dalam doa-doa kita; juga ketika kita membangun hidup yang rukun, damai, saling mengasihi dan mengampuni, di sana Ia selalu hadir. Tuhan juga datang pada saat akhir hidup kita. Kehadiran-Nya itu perlu kita sadari dan mengalaminya. Bahkan di masa penuh rahmat ini, masa Adven, secara khusus dengan penuh pengharapan kita menantikan kedatangan-Nya. Ia datang dan hadir juga dialami dalam hati yang siap, dalam hati yang berjaga, sehingga menjadi berkat bagi yang siap menyambut-Nya. Mengapa kita menantikan-Nya dalam pengharapan. Karena Yesus adalah pembawa keselamatan, pembawa damai, pembawa kepenuhan, penyembuh luka-luka, karena Ia adalah Emmanuel, Allah beserta kita. Ia datang setiap saat kapan saja, disaat yang tak terduga. Setiap saat berarti ketika kita hidup demi Kristus, ketika kita percaya kepada-Nya, ketika kita terbuka menyambut-Nya, ketika hidup kita selalu terarah kepada-Nya dan ketika kita dengan kesadaran penuh menyiapkan datang-Nya. Kita berjaga penuh pengharapan karena kita pun tidak tau saatnya Tuhan datang. Adven menjadi sangat istimewa karena kita menantikan-Nya dalam pengharapan. Dan ketika kita memiliki pengharapan, kita tidak pernah akan dikecewakan. Selama masa adven ini, marilah kita tetap melakukan segala sesuatu dalam hidup dan karya di tempat tugas kita masing-masing dengan baik dan jujur, benar dan adil, setia dan tabah, penuh rasa tanggungjawab, disiplin diri, penuh pengorbanan, dengan sungguh-sungguh dan dengan dengan penuh kasih; juga ketika kita boleh menerima orang lain dengan penuh persahabatan, saling mengampuni, saling membantu, semangat doa kita tingkatkan senantiasa, sambil terus menyingkirkan dari diri dan hidup kita hal-hal yang menghalangi perjumpaan kita dengan Tuhan yang datang karena dosa, kesombongan, iri hati, benci dan dendam, dll. Kita berani bertobat dan kembali ke jalan Allah. Karena dalam Dia ada hidup, dan kita hidup dalam segala kelimpahannya. Inilah berkat adven bagi kita. Kita berdoa: “Tuhan Datanglah, janganlah berlambat! Kami menantikan-Mu dalam pengharapan. Maranatha, Selamat datang Tuhan!” Amin.*** by Rm. Frans Emanuel da Santo, Pr; Sekretaris Komkat KWI

Sumber teks: 
https://komkat-kwi.org/2020/11/28/renungan-minggu-adven-i-penantian-dalam-pengharapan/ 

Sumber gambar: 
https://pixabay.com/de/photos/adventskranz-erster-advent-advent-3853579/


Salam Sejahtera, 
Patricia Djami
Learn more »