Renungan bulan November 2017

Bersama Tuhan dalam Proses Pembentukan 

Ayat bacaan: Yudas 1:24 

"Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya,"
 Sebagai anak-anak Allah, kita harus sadar bahwa Tuhan telah merancang diri kita masing-masing dengan rencana yang indah. Ada "blueprint" bagi setiap kita yang disediakan bagi Allah, Dia telah menetapkan apa yang menjadi rencanaNya bagi kita seperti apa yang Dia katakan pada Yeremia. "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yeremia 1:5). Ada rencana yang telah Dia berikan jauh sebelum kita ada, Tuhan lengkapi kita dengan segala yang dibutuhkan agar rencanaNya jadi atas kita. 

 Dalam hidup, kita biasanya harus menemukan rencana Tuhan tersebut, mengasah semua bekal yang diberikan Tuhan agar menjadi matang lalu menggenapinya. Jangan lupa pula bahwa kematian dan kebangkitan Yesus sudah mengalahkan maut, sehingga hubungan dengan Bapa dipulihkan dan lewat Kristus pula kita diberikaNya kasih karunia keselamatan. Agar kita tidak bolak balik jatuh pada dosa baik karena godaan dunia dari segala arah maupun dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan titik lemah kita, Tuhan memberikan pula kesempatan bagi kita untuk menjadi manusia baru. Bukankah semua sudah begitu sempurna? Masalahnya, kita seringkali menyimpang dari rencanaNya. Kita kerap kalah dari godaan dosa, kita menyerah pada kebiasaan buruk kita, kita terus mengambil keputusan-keputusan yang salah. Kita membiarkan kesombongan, egoisme, ketidakjujuran, tamak, iri hati dan lain-lain bercokol dalam diri kita. Kita ikut berpacu dalam perlombaan dunia dan mengabaikan perlombaan menuju Kerajaan Allah. Kita terlena saat dalam keadaan baik, kita menyerah dan marah saat dalam keadaan buruk. Kita malas untuk belajar mengenai ketetapan-ketetapanNya. Karenanya, segala yang sempurna dalam rencana Tuhan bisa lepas dari genggaman kita. Kita gagal menggenapi rencanaNya di dunia, kita gagal memperoleh anugerah kehidupan kekal. Begitu besar kasih Tuhan buat kita, sehingga Dia sekali waktu harus menghajar kita seperti seorang ayah yang mendisplinkan anaknya. Dan proses pembentukan ulang ini akan segera mencabut kita dari zona nyaman dan menempatkan kita pada sebuah proses yang tidak enak bahkan menyakitkan. Dalam proses ini kita dibentuk. Hal-hal buruk dikikis, ditebang dan dihancurkan. Mungkin sebuah proses pembentukan itu akan sulit untuk dilalui dan akan terasa sangat menyakitkan. 

Kabar baiknya, surat Yudas meningatkan kita bahwa Tuhan dengan setia siap untuk membimbing kita agar tidak tersandung dan jatuh dalam proses itu, hingga kita bisa mencapai akhir yang penuh kegembiraan di hadapan kemuliaanNya. "Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya," (Yudas 1:24). Dalam versi bahasa Inggrisnya dikatakan lebih detail: "Now to Him Who is able to keep you without stumbling or slipping or falling, and to present you unblemished [blameless and faultless] before the presence of His glory in triumphant joy and exultation [with unspeakable, ecstatic delight] )" Bagi yang sedang mengalami proses pembentukan, ayat hari ini mengingatkan kita bahwa kita tidaklah sendirian dalam menjalani proses yang menyakitkan itu. Pakailah masa-masa dibentuk untuk tumbuh dalam iman. Tetap memelihara diri kita dalam kasih Allah, berdoalah dalam Roh agar kita bisa melewati masa-masa konstruksi dengan sukses. Hal ini pun diingatkan oleh Yudas.
 "Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal." (Yudas 1:20-21).
Sumber: http://www.renunganharianonline.com