Serial Tata Gerak Liturgi dalam Perayaan Ekaristi (Part 8)

MENDENGARKAN SABDA ALLAH DAN IMAM SELAMA PERAYAAN EKARISTI

Iman itu timbul dari pendengaran, dari pendengaran akan firman Tuhan (Roma 10:17)




Di awal hidup Gereja atau masa-masa Gereja Perdana, bahkan Yesus sendiri menyampaikan ajarannya lewat perkataan dan para murid dengan setia mendengarkan Dia.. Setelah itu, iman Kristen hidup tanpa Kitab Suci karena Kitab Suci baru dikanon lewat Konsili Hippo tahun 393 oleh Gereja Katolik, maka para rasul pun juga menyebarkan iman Kristen secara lisan sehingga tulisan--tulisan dalam Kitab Suci menjadi barang langka di masa itu.. Umat Katolik pada masa itu tidak memiliki Kitab Suci, mereka mendengarkan dengan setia sabda Tuhan selama Perayaan Ekaristi.. 



Bagaimana dengan sikap kita selama Perayaan Ekaristi?

Kita pun dengan setia berusaha mendengarkan Yesus yang sedang menyampaikan sabdaNya kepada kita, sehingga kita tidak perlu sibuk membaca teks/ bacaan saat itu atau bahkan sibuk membuka Kitab Suci online di gadget kita.. Apakah dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Gereja Katolik tidak akrab dengan Kitab Suci? Tanpa kita sadari, rangkaian Perayaan Ekaristi yang kita ikuti adalah perayaan iman yang bersumber dari Kitab Suci sendiri sesuai dengan amanat Yesus.. Gereja Katolik melaksanakan dan menghidupi apa yang ada dalam Kitab Suci secara nyata sampai saat ini.

Apakah umat Katolik boleh membaca Kitab Suci? Tentu saja boleh.. Umat didorong untuk merenungkan sabda Tuhan setiap hari sesuai dengan bacaan Kitab Suci dalam tahun liturgi Gereja.. St. Hironimus mengatakan "Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus". Jika kita mengikuti Perayaan Ekaristi selama 3 tahun penuh maka kita telah membaca seluruh isi Kitab Suci..

Lalu mengapa umat Katolik sering tidak mengenal Kitab Suci nya? sering kita temui Alkitab dalam keluarga Katolik selalu bersih dan berdebu.. Banyak umat yang bilang kata-kata dalam Kitab Suci itu sulit dipahami.. Memang perkataan ini ada benarnya maka kita perlu Gereja dalam memahami isi Kitab Suci dengan benar. Menerjemahkan dan memahami Kitab Suci sesuai dengan keinginan dan maksud diri sendiri akan membawa kita pada pemahaman iman yang salah/sesat. Konsekuensinya kita akan menjauh dari Gereja dan merasa Gereja kita salah dan mendirikan komunitas baru. Inilah yang terjadi pada saat ini.. 

Jadi, apakah kita telah setia mendengarkan Yesus saat kita mengikuti Perayaan Ekaristi? Atau masih sibuk membaca atau bahkan mengobrol? Mendengarkan memang lebih sulit daripada membaca atau berbicara, namun saat mendengarkan itulah kita menunjukkan sikap dan rasa perhatian dan hormat pada Tuhan dan sesama..