Renungan Bulan Desember 2017
Pemerintah Kerajaan Hati
Ayat bacaan: 1 Petrus 3:15
"Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!" Suatu kali saya melihat kalimat menarik di sosial media seorang teman. "Kalau hati kita diibaratkan dunia, siapa yang memerintah disana?" Kalau kita hubungkan dengan Firman: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23), siapa yang berkuasa tentu akan sangat menentukan seperti apa bentuk kehidupan kita yang terpancar dari sana. Sadar atau tidak, mau atau tidak, tapi yang memerintah dan berkuasa dalam hati kita akan sangat berpengaruh kepada cara pandang, gaya hidup, pola pikir dalam keseharian kita.Sangatlah menarik mencermati apa yang diingatkan Yesus saat Dia menerangkan tentang hal mengumpul harta dalam Matius 6:19-24. Yesus mengingatkan agar jangan keliru oritentasi dalam mengumpul harta. Bukan harta di bumi yang penting untuk dikumpulkan tapi di Surga. Yesus juga mengatakan "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). Saya yakin kalau kita pikirkan baik-baik, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa apa yang dikatakan Yesus itu sangatlah benar. Kita akan selalu menaruh seluruh hati kita kepada apa yang kita anggap paling berharga.
Suatu kali saat terjadi gempa yang lumayan besar, beberapa teman saya bercerita bahwa reflek mereka berbeda-beda. Ada yang segera menarik tangan anak dan istrinya keluar rumah, ada yang langsung memboyong laptop atau bahkan pc nya lari melewati pintu meninggalkan istrinya. Ada yang mengambil celana berisi dompet sebelum bergegas keluar. Bahkan ada yang mengamankan koleksi berharga mereka. Saat terjadi gempa, reaksi yang timbul biasanya reflek alias tidak dipikirkan terlebih dahulu. Itu bisa menunjukkan apa yang menjadi harta paling berharga bagi mereka, dan disanalah hati mereka sesungguhnya berada.
Pertanyaan pertama, dimana kita meletakkan hati kita hari ini? Apakah masih pada hal-hal yang didoktrin oleh dunia sebagai penjamin kebahagiaan atau kepada Penjaga Israel yang tidak terlelap dan tidak tertidur (Mazmur 121:4)? Pertanyaan kedua, jika kita mengaku meletakkan Yesus pada posisi paling utama, sebagai apa kita menempatkanNya? Apakah sebagai Tuhan atau hanya sebagai provider harta, , dokter dan sejenisnya, atau malah selayaknya tukang pukul bayaran yang diminta untuk membalaskan dendam? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting yang harus sering-sering kita periksa agar jangan sampai tanpa sadar hati kita sudah dibawah kuasa lainnya selain Tuhan.
Hari ini saya ingin menggambarkan hati seperti sebuah kerajaan. Anggaplah diri kita seperti sebuah lembaga kerajaan, maka siapa yang memimpin akan sangat menentukan seperti apa kita hidup.
0 comments:
Kommentar veröffentlichen